selamat datang di situs kami | situs kami menyungguhkan berbagai macam lagu-lagu indonesia, dan lain-lain | info call

Selasa, 09 November 2010

Peuyeum Cikawung tak Kalah LezatCetakE-mail
Selasa, 08 Desember 2009
    Peuyeum sebagai salah satu primadona kuliner Bandung memang sudah lama terdengar. Perpaduan rasa khas manis dan asam serta harganya yang murah menjadikan peuyeum sebagai alternatif menarik untuk dikonsumsi atau sebagai buah tangan.
    Bentuknya yang bulat memanjang, lembut, tetapi tak berair menjadikan peuyeum salah satu makanan yang digemari. Bahkan, beberapa resep masakan bisa diciptakan dari makanan yang sering disebut sebagai tape singkong ini.
    Tidak hanya Kab. Bandung Barat yang dikenal dengan peuyeumnya. Di Kab. Bandung pun ada kampung bernama Cikawung di Desa Mekarsari, Kec. Baleendah yang sering kali disebut sebagai salah satu sentra pembuatan peuyeum. Ana (45), salah satunya. Ia sudah membuat peuyeum sejak dua puluh tahun lalu. Di sini ada puluhan pembuat peuyeum seperti saya, kata ayah lima anak ini ketika ditemui di rumahnya, Jumat (4/12).
    Singkong berusia sekitar satu tahun yang sudah dikupas kulitnya dan dibersihkan, direbus selama dua jam lalu dijemur hingga kering. Singkong-singkong itu kemudian dimasukkan ke dalam keranjang bambu untuk proses fermentasi selama dua hari. Tak kalah dengan peuyeum dari daerah lain, peuyeum buatan warga Cikawung terbilang lezat. Peuyeum buatan kami dipasarkan pengumpul hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
    Setiap hari Ana pergi ke kebun untuk membeli singkong dari pemiliknya. Saya membeli singkong Rp 80.000,00 per kuintal. Setelah menjadi peuyeum, ia menjualnya Rp 150.000,00 per kuintal. Dalam sehari, Ana biasa membuat 1,5 kuintal peuyeum.
    Singkong sebenarnya banyak, tapi jarak kebunnya jauh dari sini. Seusai membeli singkong, ia biasanya sampai di rumah sekitar pukul 12.00 WIB. Makanya proses pembuatan peuyeum baru dimulai siang. Sebagai penghasil peuyeum, Ana berharap agar kampungnya bisa lebih diperhatikan pemerintah. Siapa tahu, pemerintah nanti akan membantu sehingga usaha kami bisa berkembang.
     Kampung Cikawung memang tak seberuntung kampung pembuat peuyeum lain di Kab. Bandung atau Kab. Bandung Barat yang dekat dengan pusat keramaian sehingga bisa langsung menjajakan hasil olahannya di pinggir jalan. Kampung kami jalannya saja rusak, sehingga orang-orang enggan ke sini, kata istri Ana, Sumiah (42).